Tidak hanya flu, diare, dan DBD
yang menyerang ketika musim hujan datang, penyakit seperti
leptospirosis, cikungunya, dan penyakit kulit pun 'senang' bertandang.
Menurut dr. Eleonora Mitaning Christy dari Klinik Barnabas, Pamulang,
Tangerang Selatan, 3 penyakit utama yang harus diwaspadai selama musim
hujan.
1) Leptospirosis
Dikenal
juga dengan penyakit kencing tikus, penyakit ini disebabkan oleh
bakteri Leptospira sp. yang ditularkan dari hewan ke manusia, dan
sebaliknya. Bakteri ini dengan mudah berkembang biak pada lingkungan
yang becek, berlumpur, dan kotor. Urine (air kencing) dari individu yang
terkena penyakit ini merupakan sumber utama penularan. Saat banjir, air
kencing tikus terbawa melalui banjir dan dapat masuk ke tubuh manusia
melalui permukaan kulit yang terluka, selaput lendir mata, dan hidung.
Segera ke dokter!
Jika
timbul flu like syndrome, yaitu nyeri tenggorokan, batuk dan sakit
kepala. Kulit dan mukosa menjadi berwarna kuning (jaundice), nyeri pada
otot betis, sampai gangguan yang lebih berat lagi (dikenal dengan
istilah sindrom Weil) pada hati, paru-paru, ginjal, dan timbul
perdarahan.
2) Cikungunya
Penyakit ini sudah ada sejak dulu, namun kini marak lagi setiap musim hujan. “Penyakit
ini disebabkan oleh virus cikungunya, juga ditularkan ke manusia oleh
nyamuk Aedes aegypti. Gejalanya demam mendadak, nyeri pada persendian
--terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang
belakang--, serta ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit,”
papar dr. Mitaning.
Gejala lainnya
adalah nyeri otot, sakit kepala, menggigil, kemerahan pada selaput mata,
pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher, mual, muntah, dan
kadang-kadang disertai gatal pada ruam. Demamnya sering rancu dengan
penyakit demam dengue, demam berdarah dengue, dan campak. Tetapi, nyeri
sendi merupakan gejala yang menonjol.
Segera ke dokter!
Penyakit
cikungunya merupakan self limiting disease. Sehingga, pemberian obatnya
bersifat simtomatis, seperti obat antinyeri dan penurun panas. Jika
dalam 2-3 hari belum membaik, segeralah ke dokter atau rumah sakit.
Setelah penderita sembuh, rasa nyeri pada sendi masih bisa terasa hingga
beberapa minggu atau bulan. Setelah itu, akan hilang dengan sendirinya
dan tidak menimbulkan kelumpuhan.
3) Penyakit Kulit
Kutu
air adalah penyakit yang kelihatannya sepele, tetapi sangat mengganggu
dan ‘memalukan’. Perhatikan sela-sela jari kaki Anda. Apakah ada
pengelupasan atau kerusakan di bagian tersebut? Ditambah rasa nyeri,
gatal, berbau, juga panas seperti terbakar? Jika ya, kemungkinan besar
Anda sudah terjangkit!
Penyakit ini tidak
disebabkan oleh kutu, melainkan infeksi jamur, umumnya jenis
Trycophyton, yang banyak ditemukan di lingkungan yang lembap dan basah.
Termasuk, lantai di pusat kebugaran, ruang ganti baju, kolam renang,
salon yang menyediakan jasa pedicure, dan sebagainya. Di lingkungan
tersebut, jamur dapat menyebar secara langsung dari satu orang ke orang
yang lain atau saat melakukan kontak dengan objek-objek yang disebutkan
di atas.
Infeksi jamur dapat terjadi di semua
bagian tubuh, termasuk lengan, kaki, tangan, area lipatan payudara,
selangkangan, dan area tertutup lainnya. Pakaian tidak kering betul
alias masih lembap bisa menjadi ‘rumah’ yang sempurna bagi jamur untuk
berkembang subur dan kemudian kontak dengan kulit manusia.
Sebagai
pengobatan pertama, gunakan salep yang mengandung antijamur miconazole,
clotrimazole, atau cetoconazol. Kebanyakan keluhan gatal karena jamur
bisa berkurang atau bahkan hilang sama sekali dalam waktu 3-5 hari.
Namun, sebaiknya pengobatan dilanjutkan 1-2 minggu sebagai pencegahan
agar infeksi jamur tidak datang lagi.
Segera ke dokter!
Jika
daerah kulit yang terkena jamur tersebut tidak kunjung membaik,
bengkak, kemerahan, bahkan berdarah, segera konsultasi ke dokter untuk
mengetahui kemungkinan diperlukannya obat lain, seperti antijamur
sistemik (obat secara oral) atau antibiotik untuk infeksi sekunder. (LIHAI-SIKIT)Sumber : www.femina.co.id
No comments:
Post a Comment