Bahkan sebelum menjadi Presiden, Barack Obama telah
menganjurkan penggunaan teknologi batubara bersih dan dia kini meminta
badan-badan federal untuk mempromosikan teknologi tersebut secara lebih agresif.
Meskipun pembangkit listrik berbahan bakar batubara adalah kontributor terbesar
penghasil emisi gas rumah kaca di negara ini, batubara juga merupakan sumber
daya yang handal dan terjangkau yang mampu menghasilkan separuh dari listrik
yang dikonsumsi di Amerika yang handal dan terjangkau serta mampu
menghasilkan separuh dari listrik yang dikonsumsi di Amerika Serikat setiap
tahun. Penggunaan batubara hampir seperempat dari total konsumsi energi di
negara itu.
Circulating Fluidized Bed (CFB) adalah salah satu solusi
yang tidak hanya dapat mengurangi emisi karbon batubara tetapi juga rapi
membakar bahan bakar biomassa " karbon netral". Terlebih lagi,
upgrade terbaru untuk pembangkit yang mungganakan CFB memungkinkan penangkapan
dan penyimpanan karbon atau carbon capture and storage (CCS), yang memerlukan pengumpulan
CO2 dari pembangkit listrik tenaga pembakaran batu bara dan menyimpannya di
bawah tanah di akuifer garam atau posisi geologi lainnya. Teknologi CFB
menggunakan teknologi fluidisasi untuk mencampur dan mensirkulasikan partikel
bahan bakar dengan limestone atau batu gamping atau yang dikenal dengan nama batu
kapur (CaCO3) karena campuran tersebut dibakar dalam proses pembakaran suhu
rendah, sekitar 1.500 ° F. Sebuah pembangkit listrik tenaga pembakaran pulverisasi
batu bara konvensional (conventional pulverized coal-fired plant), yang paling
umum digunakan di Amerika Serikat, beroperasi pada suhu lebih dari 2.000 ° F.
Batu kapur menangkap oksida belerang yang terbentuk,
sedangkan yang lebih rendah suhu pembakarannya meminimalkan
pembentukan oksida nitrogen termal. bahan
bakar yang tidak
terbakar dan
partikel batu kapur didaur ulang kembali ke proses, yang
menghasilkan efisiensi tinggi dengan memperpanjang waktu pada tempat pembakaran, menangkap polutan, dan mentransfer
energi panas bahan bakar ke dalam uap
berkualitas tinggi untuk menghasilkan listrik
Efisiensi pembangkit berbasis CFB ini dapat ditingkatkan
dengan vetikal-tube atau tabung vertikal, teknologi uap superkritis, yang
memungkinkan lebih banyak energi bahan bakar untuk ditransfer ke uap,
mengurangi jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk produksi listrik dan
selanjutnya mengurangi emisi udara oleh sekitar 30 persen.
CFB dapat
digunakan untuk membakar bahan bakar biomassa seperti residu hutan, kayu hasil pembongkaran,
serbuk gergaji, sekam jagung, dan tebu. Biomassa
dianggap karbon netral, karena menyerap dan menyimpan karbon dari atmosfer
melalui fotosintesis. Ketika
dibakar, biomassa melepaskan karbon yang sama kembali ke atmosfer, yang mampu menghasilkan
emisi CO2 hampir nol.
Mengapa kita tidak membangun pembangkit listrik yang
berbahan bakar hanya biomassa? Jawabannya
adalah bahwa rantai pasokan biomassa yang dikembangkan dibatasi oleh ukuran
pembangkit listrik biomassa hanya sekitar 25 sampai 50 megawatt listrik, yaitu sekitar
sepersepuluh dari yang ada skala besar (300 MW atau lebih besar) pembangkit
listrik. Karena
skala kecil dan pasokan bahan bakar yang terbatas dari pembangkit berbahan
bakar biomassa, maka listrik yang dihasilkan akan memerlukan biaya 20 sampai 30
persen lebih dari pembangkit listrik konvensional.
Di sini sekali lagi, CFB menawarkan solusi. Karena
fleksibilitas bahan bakar, pembangkit listrik CFB skala besar dapat dibangun
untuk membakar batubara atau biomassa, menangkap keuntungan lingkungan dari
penggunaan biomassa bila tersedia, jika tidak tersedia makan akan kembali
kepada penggunaan batubara.
Industri merespon keinginan untuk mengembangkan solusi carbon capture storage CCS baru tersebut, Foster Wheeler sedang mengembangkan sebuah teknologi yang disebut Flexi-Burn, yang berjanji untuk secara dramatis menurunkan baik resiko biaya dan teknologi untuk CCS. Sebuah generator uap Flexi-Burn akan membuatnya praktis untuk menggunakan penembakan udara pada output daya maksimum di periode permintaan beban tinggi misalnya seperti saat musim panas, hari kerja, dan siang-dan beralih ke pembakaran bahan bakar oksigen dengan CO2 removal pada lain waktu.
Industri merespon keinginan untuk mengembangkan solusi carbon capture storage CCS baru tersebut, Foster Wheeler sedang mengembangkan sebuah teknologi yang disebut Flexi-Burn, yang berjanji untuk secara dramatis menurunkan baik resiko biaya dan teknologi untuk CCS. Sebuah generator uap Flexi-Burn akan membuatnya praktis untuk menggunakan penembakan udara pada output daya maksimum di periode permintaan beban tinggi misalnya seperti saat musim panas, hari kerja, dan siang-dan beralih ke pembakaran bahan bakar oksigen dengan CO2 removal pada lain waktu.
Pembakaran bahan bakar oksigen menggunakan campuran
oksigen dan gas buang hasil daur ulang CFB untuk menghasilkan gas buang yang
kaya akan CO2 itu akan lebih mudah untuk di-capture dan di-remove. Teknologi
ini bisa mengurangi emisi CO2 pembangkit listrik tenaga batu bara ke atmosfer
dengan lebih dari 90 persen, menawarkan secara praktis listrik bebas karbon
pada biaya yang rendah dibandingkan dengan teknologi lain yang tersedia.
Seperti ditunjukkan dalam Gambar 1, 600 MW pembangkit CFB superkritis membakar 20 persen biomassa diperkirakan menghasilkan emisi CO2 32 persen yang kurang dari pembangkit listrik tenaga batubara konvensional.
[Adapted from “New Coal Plants Ready
to Meet Nation’s Energy Goals,” by Robert S. Giglio, for Mechanical
Engineering, November 2009.]
No comments:
Post a Comment