03 February 2009

Evaluasi “Noise Versus Keuntungan”

Motivasi keseluruhan atas resiko oleh perusahaan bisa dilihat sebagai sebuah interaksi faktor-faktor kuantitatif keuangan dan kompensasi dengan faktor-faktor yang lebih kualitatif. Tentu saja, faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif lainnya bisa diperinci, khususnya pada saat mereka diaplikasikan pada industri atau perusahaan tertentu. Merunut istilah yang dikemukakan oleh Baranson (1977), faktor-faktor kualitatif disebut “noise”, yang berarti inkonsistensi atas banyak hal. Sebagai contoh, proses review birokratis baik di dalam maupun di luar perusahaan berperan dalam menghalangi kemajuan teknologi, atau noise karena adanya keberatan teknologi akan ditinjau ulang. Semakin tinggi tingkatan noise, maka semakin besar pula penghalang perubahan teknologi.
Pemimpin revolusi Islam telah mengunjungi sebuah pameran yang menampilkan prrestasi teknologi dan ilmiah mutakhir Iran. Ayatullah Sayyid Ali Khamenei hadir ditengah tengah prestasi mutakhir Iran dalam bidang Bioteknologi, nanoteknologi, mikroelektronok, teknologi informasi, energi yang bisa diperbaharui, sel-sel batang, aerospace, pengobatan tradisionil dan herbal, serta tak ketinggalan teknologi nuklir. Pemimpin revolusi mengatakan bahwa ilmuwan-ilmuwan Iran harus mendapatkan dukungan keuangan tanpa perlu berhadapan dengan birokrasi yang tak penting. Ayatullah Ali Khamenei juga menekankan pentingnya informasi kepada publik tentang perkembangan teknologi dan keilmuan Iran.
Setiap manajer, perubahan teknologi bisa mengukur resiko dan perubahan situasi dengan melihat sebuah kurva, yang ditetapkan oleh biaya atau profit dan noise perubahan. Kurva ini merepresentasikan tempat untuk semua alternatif teknologi yang diukur oleh profit dan noise. Sebagai tambahan pada kurva, setiap manajer atau organisasi menetapkan sebuah tingkat toleransi noise, batasan noise yang masih bisa ditoleransi baik untuk individu, kelompok, maupun perusahaan. Sebuah kurva situasi dinamika perubahan resiko dan tingkat toleransi noise ditunjukkan pada Gambar 13-2.



Kurva perubahan resiko perusahaan diwakili oleh kurva ab; perusahaan bisa memilih dari berbagai alternatif inovasi teknologi sepanjang kurva ab. Pada titik a, terdapat potensi profit yang relatif tinggi, akan tetapi mengandung banyak sekali noise; sementara pada titik b, opsinya adalah mendapatkan potensi profit yang lebih rendah dengan noise yang rendah pula. Konsep ini disajikan sebagai alternatif yang berkelanjutan; akan tetapi bagaimanapun secara praktis mungkin hanya terdapat sejumlah kecil teknologi khusus atau alternatif kapasitas pada beberapa lokasi sepanjang atau dekat dengan busar. Sebagai tambahan, secara keseluruhan sangat memungkinkan bahwa beberapa alternatif inovatif tersebut mungkin dihindarkan oleh tingkatan toleransi yang ada untuk individu, kelompok maupun organisasi. Itulah, opsi di atas tingkatan noise tertentu tidak bisa diterima oleh pembuat keputusan. Jika tingkat toleransi 1 diasumsikan sebagai tingkat inisial, rentang alternatif yang tidak bisa diterima ini digambarkan oleh jarak ac, sementara alternatif pada rentang bc bisa diterima.
Jika pengambil keputusan termotivasi untuk membawa organisasi menuju level toleransi 1, maka pengambil keputusan dapat memilih opsi teknologi sedekat mungkin dengan level toleransi, menghasilkan profit pada atau dekat dari d. Jika level toleransi dinaikkan dari 1 menjadi 2, profitabilitas akan bergeser dari d ke e. Gaya manajemen yang tenang dan stabil sebagai respon terhadap pergolakan akan dapat mengurangi efek faktor-faktor eksternal dan meningkatkan level toleransi.
Sebuah strategi alternatif manajemen akan memutar kurva perubahan resiko dengan mengurangi penghalang-penghalang subyektif terhadap teknologi (noise) atau dengan mengurangi profit yang diharapkan (dan karenanya, meningkatkan perkiraan biaya). Sebagai contoh, manajemen dapat bekerja untuk pengurangan pasar terproteksi, dapat merubah ceruk perusahaan dengan meningkatkan prestise dan reputasi atas penggunaan teknologi tinggi, atau dengan mempekerjakan orang-orang berpengalaman untuk mempermudah penyelesaian tugas-tugas yang ada. Jika kurva perubahan resiko (fg) yang lebih rata dapat tercapai dan level toleransi tetap di level 1, maka level profit di h yang lebih tinggi akan dapat terealisasi.
Fungsi manajemen adalah menggunakan tehnik-tehnik motivasi, penghargaan, dan alat-alat lainnya untuk mendorong level toleransi terhadap noise (mengembangkan kemampuan untuk menangani noise). Sebagai tambahan, manajemen menentukan pendukung kebijakan untuk mengurangi dampak noise, dengan memutar kurva perubahan resiko berlawanan dengan arah jarum jam. Hasil sebaliknya yang mungkin berasal dari upaya manajemen yang buruk, adalah bahwa level toleransinya jatuh dan kurva perubahan resikonya berputar searah dengan jarum jam, menghasilkan peningkatan noise atau pengurangan profitabilitas.
Profitabilitas dapat ditingkatkan dalam sebuah situasi perubahan teknologi dengan menganalisis secara hati-hati kurva perubahan resiko, insentif dan pengahalang motivasi. Tentu saja, level toleransi dan slope kurva perubahan resiko tidak bisa diputar dengan cepat. Manajemen perubahan resiko seiring waktu tidak hanya memungkinkan, akan tetapi penting; dan untuk hal itu dibutuhkan visi ke depan perusahaan dan lingkungan yang proaktif – dan keberanian. Meski bidang kerja konseptual untuk jenis analisis ini sudah dilakukan oleh Baranson (1977), penelitian lebih lanjut perlu dilakukan.
Dalam era teknologi, pertukaran, maupun pergantian itu semakin mungkin dilakukan melalui substitusi manusia oleh peralatan. Kenyataan ini pun akan merupakan tantangan yang tidak mudah diatasi, bahkan berpengaruh memperumit masalah kesempatan kerja, karena meningkatnya jumlah pencari kerja yang timbul serentak dengan makin menyempitnya kesempatan kerja sebagai akibat makin terbukanya kemungkinan substitusi manusia oleh peralatan. Perlu ditambahkan bahwa kemajuan teknologi menuntut terisinya kesempatan kerja terutama berdasarkan profesionalisme dan expertise semutakhir mungkin. Tantangan ini tidak mudah dipenuhi, karena penguasaan sesuatu bidang keahlian juga harus berpacu dengan laju teknologi itu sendiri.

No comments: