26 January 2016

INI DIA PENYAKIT YANG MUNGKIN MENYERANG ANDA DI MUSIM PENGHUJAN DAN CARA MENGATASINYA

Tidak hanya flu, diare, dan DBD yang menyerang ketika musim hujan datang, penyakit seperti leptospirosis, cikungunya, dan penyakit kulit pun 'senang' bertandang. Menurut dr. Eleonora Mitaning Christy dari Klinik Barnabas, Pamulang, Tangerang Selatan, 3 penyakit utama yang harus diwaspadai selama musim hujan.

1) Leptospirosis

Dikenal juga dengan penyakit kencing tikus, penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira sp. yang ditularkan dari hewan ke manusia, dan sebaliknya. Bakteri ini dengan mudah berkembang biak pada lingkungan yang becek, berlumpur, dan kotor. Urine (air kencing) dari individu yang terkena penyakit ini merupakan sumber utama penularan. Saat banjir, air kencing tikus terbawa melalui banjir dan dapat masuk ke tubuh manusia melalui permukaan kulit yang terluka, selaput lendir mata, dan hidung. 

Segera ke dokter!
Jika timbul flu like syndrome, yaitu nyeri tenggorokan, batuk dan sakit kepala. Kulit dan mukosa menjadi berwarna kuning (jaundice), nyeri pada otot betis, sampai gangguan yang lebih berat lagi (dikenal dengan istilah sindrom Weil) pada hati, paru-paru, ginjal, dan timbul perdarahan.
 
2) Cikungunya 
Penyakit ini sudah ada sejak dulu, namun kini marak lagi setiap musim hujan. “Penyakit ini disebabkan oleh virus cikungunya, juga ditularkan ke manusia oleh nyamuk Aedes aegypti. Gejalanya demam mendadak, nyeri pada persendian --terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang--, serta ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit,” papar dr. Mitaning. 

Gejala lainnya adalah nyeri otot, sakit kepala, menggigil, kemerahan pada selaput mata, pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher, mual, muntah, dan kadang-kadang disertai gatal pada ruam. Demamnya sering rancu dengan penyakit demam dengue, demam berdarah dengue, dan campak. Tetapi, nyeri sendi merupakan gejala yang menonjol.

Segera ke dokter!
Penyakit cikungunya merupakan self limiting disease. Sehingga, pemberian obatnya bersifat simtomatis, seperti obat antinyeri dan penurun panas. Jika dalam 2-3 hari belum membaik, segeralah ke dokter atau rumah sakit. Setelah penderita sembuh, rasa nyeri pada sendi masih bisa terasa hingga beberapa minggu atau bulan. Setelah itu, akan hilang dengan sendirinya dan tidak menimbulkan kelumpuhan. 

3) Penyakit Kulit

Kutu air adalah penyakit yang kelihatannya sepele, tetapi sangat mengganggu dan ‘memalukan’. Perhatikan sela-sela jari kaki Anda. Apakah ada pengelupasan atau kerusakan di bagian tersebut? Ditambah rasa nyeri, gatal, berbau, juga panas seperti terbakar? Jika ya, kemungkinan besar Anda sudah terjangkit! 

Penyakit ini tidak disebabkan oleh kutu, melainkan infeksi jamur, umumnya jenis Trycophyton, yang banyak ditemukan di lingkungan yang  lembap dan basah. Termasuk, lantai di pusat kebugaran, ruang ganti baju, kolam renang, salon yang menyediakan jasa pedicure, dan sebagainya. Di lingkungan tersebut, jamur dapat menyebar secara langsung dari satu orang ke orang yang lain atau saat melakukan kontak dengan objek-objek yang disebutkan di atas.

Infeksi jamur dapat terjadi di semua bagian tubuh, termasuk lengan, kaki, tangan, area lipatan payudara, selangkangan, dan area tertutup lainnya. Pakaian tidak kering betul alias masih lembap bisa menjadi ‘rumah’ yang sempurna bagi jamur untuk berkembang subur dan kemudian kontak dengan kulit manusia. 

Sebagai pengobatan pertama, gunakan salep yang mengandung antijamur miconazole, clotrimazole, atau cetoconazol. Kebanyakan keluhan gatal karena jamur bisa berkurang atau bahkan hilang sama sekali dalam waktu 3-5 hari. Namun, sebaiknya pengobatan dilanjutkan 1-2 minggu sebagai pencegahan agar infeksi jamur tidak datang lagi. 

Segera ke dokter!
Jika daerah kulit yang terkena jamur tersebut tidak kunjung membaik, bengkak, kemerahan, bahkan berdarah, segera konsultasi ke dokter untuk mengetahui kemungkinan diperlukannya obat lain, seperti antijamur sistemik (obat secara oral) atau antibiotik untuk infeksi sekunder. (LIHAI-SIKIT)

Sumber : www.femina.co.id

No comments: